Lombok Barat, JournalNTB.Com.
Kondisi pasar
Sekotong lombok barat (Lobar) sangat mempertinkan dan menjadi sorotan, karena itu kondisi pasar yang sudah tidak layak.
Terutama areal dan lapak di pasar itu kurang tertata dengan rapi, di satu sisi pemerintan kabupaten lombok Barat tidak menganggarkan untuk penataan pasar yang terbesar di wilayah Kecamatan sekotong, pada tahun 2022 usulan pemerintah kabupaten lombok Barat ke kepemerintah pusat untuk penanganan pasar belum ada jawaban. Rosidi Selaku ketua "HIPPI" ( Himpunan Pengusaha pribumi Indonesia) menyoroti kondisi pasar sekotong terkesan dibiarkan dan sangat minim perhatian pemerintah Lombok Barat, "Pasar sekotong butuh perhatian dan kondisinya sangat memprihatinkan dan sudah tidak layak", pada selasa, 4/1/2022.
Menyoroti Pemerintah Lombok Barat sepertinya kurang memperhatikan Pasar, yang kondisi pasar yang sangat tidak layak, pada hal retribusi di pasar dipungut oleh Pemkap, Dan jangan hanya urus retribusi saja imbuhnya Rosidi.
Namun untuk menunjang kegiatan dipasar, Para pedagang butuh tempat yang layak dan nyaman, karena dipasar sekotong ini tidak saja pedagang dari sekitar sekotong, melainkan dari berbagai daerah yang berjualan disana, baik dari Lembar ,Gerung, Kediri,
hanya saja kondisi pasar yang menyebabkan tidak nyaman.
Di sisi lain, Sekdis penindustrian dan perdagangan (Disprindag) Lombok Barat, Lalu Agha Farabi mengakui untuk penanganan pasar tahun ini, hanya ada anggaran penataan areal land scape pasar Gunung sari saja, bukan penanganan gedung pasar.
Sedangkan untuk penanganan pasar lain, Seperti disekotong, Kediri belum ada anggaran, ini menjadi "PR" kita, yang urgen itu di diselatan pasar sekotong dan dibagian tengah pasar kediri, imbuhnya.
Sedangkan diwilayah pasar Narmada areal sempit untuk pengembangan.
Pihaknya sendiri, sudah mengusulkan kementerian untuk penanganan senua pasar, yaitu pasar Narmada, Keru, kediri dan Sekotong namun sampai saat ini belum ada jawaban dari pusat, Semua ini Kami sudah usulkan kepusat termasuk sekotong itu terutama yang urgen, Ujarnya.(S.km)
0 komentar:
Posting Komentar